Sumber Kesaksian: Kel. Hendrik / Amelia
Siapa yang tidak mendambakan anak atau cucu lahir dengan selamat tanpa mengidap suatu penyakit? Apalagi jika sebuah keluarga sedang menantikan anak atau cucu pertama.Yang ada dalam hari-hari penantian mereka adalah anak yang lucu dan sehat sehingga semakin melengkapi sukacita dan kebahagiaan keluarga.
Berbeda dengan situasi keluarga Hendrik ketika menerima kehadiran anak pertama dalam keluarga mereka. Anak ini diberi nama Amelia. Pada waktu kelahirannya, dia memiliki kelainan pada mata yaitu selalu mengeluarkan air dan kotoran dari mata sehingga mengganggu penglihatannya. Setiap pagi, ibu dan bapaknya membersihkan mata Amelia agar bisa terbuka dan melihat. Berbagai pengobatan melalui beberapa dokter telah dijalani namun tidak memberikan hasil kesembuhan. Sampai Amelia menginjak usia dua setengah tahun, penyakitnya bertambah parah. Amelia di bawa pada seorang dokter ahli mata. Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata terjadi penyumbatan pada mata Amelia. Dokter segera mengambil tindakan pada Amelia dengan menusuk sisi mata Amelia.Walaupun telah menjalani pengobatan melalui dokter ahli, tetap juga tidak membawa perubahan. Usaha mereka telah mencapai batas maksimal kemampuan seseorang sehingga mereka sempat putus asa. Kemana lagi mereka harus membawa Amelia untuk mendapatkan pengobatan yang sempurna?
Tetapi ada yang sangat mengasihi Amelia yaitu nenek Amelia atau ibu Bertha yang sekaligus mengingatkan orang tua Amelia agar jangan putus asa, sebab pasti masih ada jalan keluar di luar kuasa dokter yaitu Sang pencipta dan pemilik manusia. Manusia tidak sanggup melakukannya tetapi didalam Dia semua beban penderitaan dan pergumulan manusia menjadi hilang. Nenek Amelia mengajak orang tua Amelia menghadiri suatu ibadah.
Selama ibadah berlangsung, orang tua Amelia mengikuti dengan seksama firman Tuhan dan doa yang disampaikan oleh pendeta. Ibadah itu merupakan moment penting bagi orang tua Amelia membawa segala pergumulan yang dihadapi keluarga mereka.Jika selama ini orang tua Amelia sempat melupakan Tuhan, maka dalam ibadah saat itu mereka juga diingatkan bahwa hanya kuasa Tuhan segala sesuatu dapat terjadi. Dan lebih khusus lagi, kiranya Amelia menerima jamahan kasih Tuhan atas penyakit yang dialaminya saat ini.
Orang tua dan nenek Amelia kembali ke rumah membawa roti dan anggur untuk mengadakan perjamuan kudus bersama Amelia. Nenek Amelia memimpin perjamuan sambil mengajari Amelia berdoa mengikuti doa yang diucapkan neneknya.Dengan penuh ketulusan dan kepolosan seorang anak kecil datang bersujud pada Tuhan memohon pertolonganNya.Bukan pada saat itu saja Amelia dibimbing dan dibesarkan di dalam Tuhan, tetapi seluruh hidup dan sepanjang kehidupannya berada dalam naungan kasih Tuhan. Hari demi hari penyakit mata Amelia sembuh total. Air dan kotoran tidak lagi keluar dari mata.
Semua yang terjadi dalam keluarga Hendrik adalah semata-mata karya Tuhan. Kini Amelia berusia tujuh tahun dan merupakan cucu pertama dari ibu Bertha yang tumbuh menjadi anak yang periang dan cerdas baik di sekolah maupun di rumah.